Awas Ada Calo Mobil Travel di Terminal Merak, Banten

Penulis : Adi Selamet

Terbit : 23 November 2017



Keterangan : Terminal Merak

Sumber : Bantenmaps.com


Jam setengah dua siang, saya meninggalkan rumah menuju Palimanan, Cirebon. Setelah belasan menit menunggu, bus jurusan Merak tiba. Ongkosnya cuma Rp. 70 ribu, saya naik dan duduk di kursi tiga dekat jendela.


Saya selalu melihat pemandangan alam dan bangunan-bangunan di sebelah timur jalan raya. Selama bis melewati Indramayu, saya perhatikan nama tempat dan jalan, berharap bisa lihat nama Sindang.

Perjalanan kali ini, saya mau ke Lampung. Ada dua alasan saya pergi ke provinsi paling timur Sumatera itu.

Alasan pertama, saya mau bersilaturahim ke keluarga paman saya di Kota Metro. Dan kedua, saya mau lihat gajah-gajah di Way Kambas, Lampung Timur.

Sepanjang perjalanan, entah berapa banyak pedagang dan pengamen masuk ke bis yang saya naiki ini. Meski mata mengantuk dan bosan, saya segarkan perut saya dengan jajan. Tentu saja, saya menikmati perjalanan ini meski tidak ditemani kamu. Hiks. . hiks. .

Baca juga :


Tak terasa, jam 9 malam lebih, suhu dingin merayapi kulit. Saya pun turun di Terminal Merak. Niat saya mau shalat Isya dulu sebelum ke pelabuhan.

Namun, ketika saya turun dari bus, seorang pria pendek menyambut saya dengan senyum dan menyapa. "Mau kemana bang ?," katanya.


Saya perkirakan pria pendek itu setinggi 150 cm dan berusia 35 tahun. Dia bilang mau mengantar saya ke pelabuhan. Maklum, terminal cenderung gelap, tidak banyak orang, dan saya baru pertama kali ke situ pada malam hari.

Awalnya, saya senang ada orang yang tidak saya kenal mau mengantar saya ke Pelabuhan Merak. Namun dia justru mengarahkan saya ke calo mobil travel berwarna hitam padahal dia bilang, akan mengantar saya naik bis ke Lampung.

Saya mau kembali ke terminal, shalat dulu kata saya. Tapi beberapa pria bertubuh tinggi menarik saya.

Pemimpin mereka mengaku bernama Agus dan saya perkirakan tingginya 180 cm. Dia membentak dan memaksa saya untuk membayar Rp. 170 ribu.

Saya menolak dan tak mau. Dia malah mengancam saya. Saya tak takut tapi 4 pria bertubuh kekar mengelilingi saya.

Seorang laki-laki memberi saran agar saya mengalah daripada tubuh saya memar dan berdarah. Saya pun tak punya pilihan lain kecuali terpaksa membayar. "Mau lari kemana ?," kata mereka.


Tidak lucu jika gara-gara uang saya berkelahi melawan mereka. Jika saya berkelahi, hal-hal lebih buruk bisa terjadi. Saya tak mau mengotori tangan saya dengan darah mereka. Saya juga tak mau merusak masa depan saya dengan berkelahi. Na'udzubillah. . .

Saya dan laki-laki yang menyarankan agar saya mengalah, naik di mobil Avanza putih masih baru. Bang supir dari Jawa itu dipaksa oleh mereka untuk mengantar kami dengan bayaran total Rp. 200 ribu.

Kami berdua naik bersama 2 wanita Tionghoa. Satu masih muda, saya perkirakan berusia 2-3 tahun lebih tua dari saya. Satu lagi wanita tua, saya perkirakan berusia 65 tahun.

Di dalam mobil yang kami naiki, kami berbagi pengalaman pahit yang tidak pernah kami bayangkan.

Saya mengaku dipaksa membayar Rp. 170 ribu. Laki-laki tadi mengaku bernama Ayub Alfian malah dipaksa membayar Rp. 300 ribu.

2 wanita tadi dipaksa membayar Rp. 200 ribu. Sementara bang supir mengaku terpaksa diam saja karena dia pernah dikeroyok beberapa hari lalu oleh mereka.


Dari pengalaman menjijikan ini, kami berempat rugi Rp. 870 ribu sedangkan bang supir dibayar Rp. 200 ribu. Jadi, mereka memakan uang haram Rp. 670 ribu dari 4 orang yang dipaksa mereka.

Di saat orang-orang bersusah payah mencari uang halal, kok ada ya orang-orang yang mencari uang haram ? Na'udzubillah.

Rezeki ada di depan dan jadikan pengalaman pahit sebagai pelajaran, begitu kata bang supir.

Di malam yang dingin itu, saya merenung dan mengambil hikmah. Saya bisa mengalami hal tak terduga itu karena saya tak tahu bahwa di Terminal Merak, Banten juga ada orang-orang jahat.

Saya juga tertipu dengan sikap baik dan ramah dari orang yang tak saya kenal. Ketidaktahuan saya di tempat baru memaksa saya untuk belajar bahwa jangan mudah percaya dengan perhatian dan sikap baik orang yang tak saya kenal.

Catatan :

-> Kejadian ini terjadi pada malam minggu, tanggal 21 Oktober 2017 (1 Safar 1439) sekitar jam 21.30

-> Saya yakin para calo dan preman itu adalah para pendatang dari daerah lain
Adi Selamet Seorang pendiam yang suka membaca dan menulis secara diam-diam

4 Komentar untuk "Awas Ada Calo Mobil Travel di Terminal Merak, Banten"

Berkomentarlah yang sopan dan sesuai artikel yang Anda baca. Pengelola Gantengue tidak bertanggungjawab atas komentar Anda.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel